Dogecoin (DOGE) mengalami lonjakan harga sekitar 4% dalam beberapa hari terakhir, diperdagangkan di kisaran US$0,18 (sekitar Rp2.700) pada 2 Mei. Kenaikan ini terjadi menyusul aksi beli besar-besaran secara diam-diam oleh investor bermodal besar yang kerap disebut “whale”. Whale membeli 100 juta DOGE dalam dua minggu, mendorong kenaikan harga altcoin bernuansa meme ini. Berikut rangkuman perkembangan terkini Dogecoin dalam gaya laporan berita, lengkap dengan analisis data on-chain, dampak pasar, serta pandangan analis ke depan.
Aksi Beli Whale Dongkrak Harga DOGE
Lonjakan harga Dogecoin ini berkaitan erat dengan pergerakan whale yang mulai agresif menambah porsi kepemilikannya. Selama pertengahan hingga akhir April, harga DOGE terpantau naik dari sekitar US$0,145 pada 13 April menjadi US$0,176 di penghujung bulan – melonjak lebih dari 21% seiring intensifikasi akumulasi oleh whale. Kenaikan harga DOGE kali ini dipicu akumulasi whale, bukan lonjakan minat dari investor ritel. Begitu laporan pembelian 100 juta DOGE oleh whale mencuat, harga Dogecoin mendapat katalis positif tambahan hingga menembus level US$0,18 pada awal Mei.
Data On-Chain: Dompet Whale Tambah 100 Juta DOGE
Data on-chain dari perusahaan analitik Santiment mengonfirmasi aksi akumulasi masif oleh kategori dompet whale berukuran menengah. Dompet yang memegang 1–10 juta DOGE tercatat menambah simpanannya secara signifikan dalam dua pekan terakhir April. Visualisasi grafik Santiment di bawah ini menunjukkan korelasi antara akumulasi oleh whale dan pergerakan harga DOGE Area berwarna abu-abu merepresentasikan total kepemilikan DOGE di dompet-dompet whale (1–10 juta DOGE per dompet) yang meningkat stabil, sementara garis hitam menunjukkan harga DOGE yang turut merangkak naik selama periode tersebut.
Menurut Santiment, total kepemilikan kelompok dompet whale kelas menengah ini naik dari sekitar 10,42 miliar DOGE menjadi lebih dari 10,55 miliar DOGE per 30 April 2025. Artinya, terdapat penambahan bersih lebih dari 100 juta DOGE (setara ~US$17,5 juta) dalam waktu kurang dari dua minggu. Menariknya, akumulasi raksasa ini terjadi secara diam-diam tanpa di sertai hingar-bingar berita atau hype di media sosial. Analis Ali Martinez ungkap whale menimbun 100 juta DOGE diam-diam dalam sepekan. Pola akumulasi senyap semacam ini kerap di lihat sebagai sinyal bullish tersembunyi, karena menunjukkan keyakinan pelaku besar meski tidak ada kabar fundamental baru.
Baca Juga : Analis Ramalkan Dogecoin Berpotensi Tembus US$0,90 Tahun Ini
Dampak terhadap Sentimen Pasar dan Investor Ritel
Aksi borong oleh whale tersebut memiliki efek psikologis tersendiri di pasar. Di satu sisi, sentimen pasar secara luas masih cenderung hati-hati. Indikator aktivitas jaringan menunjukkan partisipasi ritel yang lesu – jumlah alamat aktif harian DOGE anjlok hingga hanya sekitar 3,4% dari puncaknya pada November 2022, mengindikasikan minimnya keterlibatan investor kecil belakangan ini. Bahkan, volume perdagangan Dogecoin sempat turun lebih dari 30% dalam 24 jam menjelang akhir pekan pertama Mei, menandakan banyak trader ritel yang masih bersikap wait and see. Crypto Frenzy sebut pasar DOGE masih ragu meski whale akumulasi, mencerminkan optimisme yang hati-hati.
Di sisi lain, kabar akumulasi oleh whale memberikan semacam boost kepercayaan bagi komunitas. Investor ritel mulai berspekulasi bahwa “smart money” tengah bersiap mencetak keuntungan, sehingga memicu harapan akan kenaikan lanjutan. Secara historis, pergerakan whale kerap mendahului perubahan tren harga yang signifikan, sehingga tidak sedikit pemegang DOGE kecil yang terpicu FOMO (takut ketinggalan) ketika mengetahui whale masuk ke pasar. Namun, para analis mengingatkan bahwa antusiasme ritel yang luas belum benar-benar terlihat saat ini. Kesenjangan antara kapitalisasi pasar DOGE yang naik vs. realized cap yang justru menurun beberapa waktu terakhir mengindikasikan sebagian kenaikan bulan lalu lebih di dorong oleh aktivitas spekulatif segelintir pelaku besar, alih-alih pertumbuhan organik basis investor. Dengan kata lain, sentimen positif dari aksi whale masih bersifat rapuh. Jika tidak di ikuti oleh peningkatan minat dan volume dari kalangan ritel, efeknya bisa memudar kembali seiring waktu.
Peran Whale dalam Dinamika Harga Kripto
Istilah “whale” merujuk pada investor atau entitas yang memegang jumlah kripto sangat besar, sehingga transaksinya mampu menggerakkan pasar. Dalam ekosistem kripto, whale berperan layaknya pemain institusional yang pergerakannya di amati banyak pihak. Aksi beli atau jual dalam volume besar oleh whale dapat langsung memengaruhi keseimbangan supply-demand suatu aset, mengakibatkan lonjakan atau anjloknya harga secara tiba-tiba. Whale sering di anggap sebagai “smart money”, yakni uang pintar yang bergerak lebih awal sebelum tren terlihat jelas oleh khalayak. Dompet-dompet berukuran besar ini biasanya cukup lihai: tidak begitu besar hingga terdeteksi semua orang, tapi tidak sekecil investor ritel biasa. Ketika kelompok ini mengakumulasi secara senyap, seringkali berarti mereka mengantisipasi sesuatu di pasar sebelum kerumunan menyadarinya.
Fenomena di Dogecoin baru-baru ini mempertegas pengaruh whale terhadap dinamika harga kripto. 100 juta DOGE bukanlah jumlah kecil, dan pola penambahannya yang terstruktur menunjukkan posisi strategis yang di sengaja, bukan sekadar trading acak. Langkah whale membeli di tengah pasar lesu mengisyaratkan keyakinan akan potensi pergerakan besar di kemudian hari, meski belum ada katalis berita spesifik. Sejarah mencatat bahwa pergerakan terkordinasi oleh whale kerap mendahului perubahan harga signifikan; ketika dompet-dompet raksasa bergerak serempak, pasar cenderung “miring” mengikuti arus mereka. Namun, besarnya pengaruh whale adalah pedang bermata dua: di saat yang sama mereka bisa memicu reli, aksi jual mendadak oleh whale juga bisa mengguncang pasar. Inilah sebabnya pergerakan whale menjadi barometer penting – sinyal ke mana arah keyakinan uang besar – dalam analisis kripto jangka pendek.
Konteks: Tren Bitcoin & Ethereum sebagai Pembanding
Lonjakan Dogecoin beriringan dengan kondisi pasar kripto yang lebih luas. Bitcoin (BTC), misalnya, memasuki awal Mei 2025 dengan momentum kuat. Harga BTC telah naik sekitar 14% dalam 30 hari terakhir, di perdagangkan mendekati level psikologis US$100.000 (hanya terpaut ~6% di bawah angka tersebut). Reli Bitcoin ini di dukung oleh kombinasi faktor, termasuk meningkatnya permintaan on-chain serta optimisme bahwa dana ETF Bitcoin akan mendatangkan arus modal baru. Data on-chain bahkan menunjukkan “whale” Bitcoin berukuran jumbo (dompet >10.000 BTC) terus melakukan net buy sejak akhir April, mencerminkan keyakinan berkelanjutan dari investor berkantong tebal di aset kripto terbesar ini. Walau aliran dana institusi ke BTC belum sekencang tahun 2024, beberapa analis menilai struktur bullish Bitcoin masih terjaga dan berpotensi mendorong harga ke level lebih tinggi lagi di musim panas.
Sementara itu, Ethereum (ETH) – kripto terbesar kedua – di perdagangkan stabil di kisaran US$1.800–1.900 pada awal Mei 2025. Ether menunjukkan tren penguatan moderat seiring peningkatan penggunaan jaringan dan sentimen positif pasca-pembaruan teknis. Berbeda dengan Dogecoin yang pergerakannya kerap di gerakkan sentimen komunitas, harga Ethereum lebih dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti adopsi institusional, pembaruan protokol, dan arus modal di ekosistem DeFi/NFT. Meski demikian, geliat di altcoin berkapitalisasi besar seperti ETH dan tren bullish Bitcoin secara umum menciptakan iklim pasar yang kondusif bagi aset kripto lain termasuk Dogecoin. Dalam konteks ini, aksi whale Dogecoin dapat di lihat sebagai bagian dari pola lebih luas di mana investor besar mulai meningkatkan eksposur ke berbagai aset kripto, dari yang paling mapan hingga koin meme. Perbedaannya, pada Dogecoin efek ulah whale mungkin lebih terasa secara instan mengingat kapitalisasi pasarnya lebih kecil di banding BTC atau ETH, sehingga transaksi puluhan juta dolar dapat langsung berdampak pada harga.
Prospek DOGE ke Depan dan Risiko Volatilitas
Para analis kini menyoroti ke mana arah harga Dogecoin (DOGE) setelah akumulasi besar oleh whale. Sebagian optimistis langkah ini bisa menjadi awal reli baru, asalkan di dukung faktor lain. Secara teknikal, resistensi terdekat DOGE berada di kisaran US$0,19–US$0,20. Jika ambang ini tertembus, potensi FOMO dari investor ritel bisa mendorong harga lebih tinggi. Komunitas pun menanti katalis seperti dukungan dari tokoh besar atau peningkatan utilitas DOGE.
Namun, analis juga mengingatkan akan tingginya volatilitas DOGE. Kenaikan berbasis aksi whale dapat bersifat sementara jika tidak di ikuti partisipasi pasar yang luas. Santiment mencatat, sentimen pasar kripto sangat sensitif dan mudah berubah. Jika whale tiba-tiba menjual setelah harga naik, DOGE bisa menghadapi tekanan jual tajam. Oleh karena itu, indikator distribusi suplai dan aktivitas whale perlu terus dipantau.
Selain itu, dukungan untuk reli berkelanjutan juga memerlukan peningkatan volume perdagangan dan jumlah alamat aktif. Menurut AMBCrypto, tren naik jangka panjang belum siap jika tekanan beli tidak ikut menguat. Walau kapitalisasi pasar DOGE naik dari US$21 miliar menjadi US$26,4 miliar sejak awal April, realized cap-nya justru menurun, dari US$21,5 miliar menjadi US$21,3 miliar. Ketidakseimbangan ini menandakan kenaikan harga mungkin lebih didorong spekulasi jangka pendek, dan bisa terkoreksi jika sentimen pasar memburuk.
Sumber:
- Santiment, U.Today – laporan akumulasi 100 juta DOGE oleh whale
- Ali Martinez (@ali_charts) – data distribusi DOGE dan pembelian whale
- Crypto Frenzy (Ainvest) – analisis sentimen pasar Dogecoin dan aktivitas alamat
- AMBCrypto – data on-chain (market cap vs realized cap, distribusi whale) dan prospek rally DOGE
- CoinStats/36Crypto – ulasan peran whale dan akumulasi terkoordinasi DOGE
- Mitrade/Bitcoinist – pembahasan risiko volatilitas jika whale berbalik arah
- Data harga: YCharts (CoinGecko) & Statista – harga DOGE per awal Mei 2025 (~US$0,18), harga BTC & ETH awal Mei 2025.