Tarif Bisa Perkuat Dolar atau Justru Mempercepat Resesi AS?

Trump Terapkan Tarif 10%, Bitcoin Turun ke US$84 Ribu

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berencana mengenakan tarif baru pada sejumlah negara, termasuk Indonesia, yang berlaku mulai 9 April 2025. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat dolar AS terhadap mata uang global lainnya. Namun, apakah kebijakan ini benar-benar membawa dampak yang diinginkan?

Menurut Profesor Ekonomi Duke University, Felix Tintelnot, tanda-tanda resesi semakin jelas setelah pengumuman tarif tersebut. Pasca pengumuman pada Kamis (03/04), Dow Jones anjlok 1.700 poin, indeks S&P 500 turun 4%, dan Nasdaq merosot hampir 6%.

Indeks Dolar AS ICE yang tercatat pada level 101,27 turun tajam dalam waktu 24 jam setelah tarif diumumkan. Meski ada sedikit rebound pada Jumat, dolar tetap lebih lemah dibandingkan sebelum pemilu pada November lalu.

Sejak awal 2025, indeks dolar AS sudah turun 4,7%, karena investor semakin khawatir terhadap dampak ekonomi dari perluasan tarif. Ekonom JPMorgan bahkan memperingatkan tarif ini bisa mendorong AS ke arah resesi global pada 2025.

“Risiko resesi ekonomi global kini mencapai 60%, meningkat dari 40%,” ujar Bruce Kasman, Kepala Ekonom JPMorgan.