Riset terbaru dari MiCA Crypto Alliance memprediksi bahwa pada tahun 2030, sekitar 70% energi yang digunakan oleh jaringan Bitcoin (BTC) akan berasal dari sumber terbarukan. Perubahan ini akan menjadi langkah besar menuju ekosistem crypto yang lebih ramah lingkungan.
Sejak 2011, proporsi energi terbarukan dalam jaringan Bitcoin telah meningkat dari 20% menjadi 41% pada 2024. Di sisi lain, penggunaan batu bara menurun drastis dari 63% menjadi hanya 20% pada tahun yang sama.
Riset berjudul Mining the Future: Bitcoin’s Carbon Footprint and the Path to 2030 mencatat bahwa dorongan untuk beralih ke energi hijau semakin kuat seiring dengan margin keuntungan penambang yang semakin tipis, serta peralihan global menuju energi bersih.
Namun, emisi karbon secara absolut masih berpotensi meningkat jika harga Bitcoin mengalami lonjakan tajam dalam beberapa tahun mendatang. Meski begitu, tren adopsi energi bersih dan efisiensi teknologi memberikan harapan bahwa dampak lingkungan dari penambangan crypto dapat terus diminimalkan.