Ekspansi QRIS ke Luar Negeri: Menyatukan Pembayaran Digital se-Asia

QRIS Kini Bisa Dipakai di Luar Negeri, Ini Dampak Ekonominya!

Seorang pengguna menyelesaikan pembayaran parkir secara digital menggunakan QRIS, mencerminkan adopsi luas teknologi ini di Indonesia. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) kini tidak hanya menjadi andalan pembayaran nontunai dalam negeri, tetapi juga mulai merambah lintas negara secara agresif. Di Indonesia sendiri, transaksi QRIS melonjak 226,54% dalam setahun terakhir dengan 50,50 juta pengguna dan 32,71 juta merchant terdaftar. Pencapaian masif ini mendorong Bank Indonesia memperluas jangkauan QRIS ke negara-negara tetangga. Melalui inisiatif inovatif dan kerja sama regional, Indonesia menegaskan posisi sebagai pelopor integrasi sistem pembayaran digital di Asia Tenggara, bahkan bersiap menapak jejak di pasar Jepang dan Korea Selatan.

Baca Juga : Amerika Kritik Kebijakan QRIS-GPN Indonesia Usai Dialog Tarif Dagang

Integrasi QRIS di Malaysia, Singapura, dan Thailand

Ekosistem QRIS kini telah terhubung dengan sistem pembayaran di Thailand, Malaysia, dan Singapura melalui skema konektivitas QR lintas negara. Inovasi ini memungkinkan wisatawan maupun pembeli di negara-negara tersebut menggunakan aplikasi pembayaran domestik mereka untuk memindai kode QRIS. Sebaliknya, pengguna Indonesia dapat dengan mudah melakukan transaksi di luar negeri menggunakan aplikasi lokal. Kerja sama ini pertama kali di mulai dengan Thailand pada 2021 dan resmi beroperasi penuh sejak 29 Agustus 2022, di lanjutkan pilot dengan Malaysia pada awal 2022 yang berujung pada peluncuran komersial Mei 2023. Ekspansi terbaru mencakup Singapura pada November 2023.

Bank Indonesia mencatat bahwa penerapan QRIS lintas negara ini menunjukkan tren positif, terlihat dari peningkatan transaksi inbound (wisatawan asing di Indonesia) maupun outbound (warga Indonesia di luar negeri). Contohnya, wisatawan Singapura yang menggunakan QRIS di Indonesia meningkat 28% per bulan, di ikuti wisatawan Thailand naik 13%, dan Malaysia naik 8%. Warga Indonesia yang menggunakan QRIS di Thailand meningkat 9%, sementara di Malaysia naik 4%, meskipun sedikit turun 12% di Singapura. Antusiasme ini menunjukkan kemudahan dan kenyamanan QRIS dalam memfasilitasi pembayaran digital antarnegara sekaligus mempererat integrasi ekonomi ASEAN melalui transaksi tanpa hambatan mata uang.

Menuju Jepang dan Korea Selatan: Rencana Ekspansi Berikutnya

Melihat keberhasilan QRIS di Asia Tenggara, Indonesia kini berambisi membawa standar pembayaran ini memasuki pasar Jepang dan Korea Selatan dalam waktu dekat. Bank Indonesia bahkan telah menandatangani nota kesepahaman yang membuka akses QRIS ke Korea Selatan serta sedang dalam tahap penjajakan implementasi dengan Jepang. Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, optimistis dengan ekspansi ini, menggambarkan bagaimana nantinya warga Indonesia dapat dengan mudah membeli makanan seperti topokki di Seoul atau sushi di Tokyo cukup dengan memindai QRIS lewat ponsel mereka. “Tunggu tanggal mainnya, nanti masyarakat bisa beli topokki dan sushi dengan QRIS,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Langkah ekspansi QRIS ini sejalan dengan inisiatif Regional Payment Connectivity dari ASEAN yang mendukung transaksi langsung dalam mata uang lokal. Transaksi langsung ini akan menghilangkan kebutuhan konversi melalui dolar Amerika Serikat sehingga mempercepat pembayaran internasional secara efisien dan mudah. Pembayaran dari Indonesia ke Jepang atau Korea Selatan kelak akan dapat berlangsung secara instan langsung dari rupiah ke yen atau won. Integrasi QRIS ke kedua negara maju ini mengukuhkan perannya sebagai standar pembayaran digital regional yang menghubungkan Asia Tenggara–Asia Timur. Langkah tersebut juga akan memudahkan wisatawan serta pelaku usaha dari berbagai negara dalam melakukan transaksi digital secara lintas negara. Selain itu, konektivitas ini akan memperkuat hubungan kerja sama ekonomi digital lintas kawasan serta mempererat integrasi ekonomi Asia.

Mendukung UMKM Go Internasional

Ekspansi QRIS lintas negara membawa angin segar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Sebagian besar merchant QRIS merupakan UMKM – hingga Kuartal I 2025, tercatat 38,1 juta UMKM telah memanfaatkan QRIS untuk menerima pembayaran digital. Integrasi pembayaran regional berarti UMKM lokal dapat melayani turis mancanegara dengan lebih mudah, tanpa kerepotan menukar mata uang. Yusuf Rendy Manilet, peneliti CORE Indonesia, menyebut perluasan QRIS antarnegara mempermudah UMKM berdagang lintas batas dan meningkatkan ekspor lokal. Penerapan QRIS membuat transaksi UMKM terekam secara digital, membentuk track record yang kredibel untuk penilaian kredit. Digitalisasi ini membantu UMKM terhubung ke ekosistem keuangan formal, sehingga lebih inklusif dan berdaya saing. Dengan kata lain, inovasi QRIS membuka peluang UMKM Indonesia go internasional, menjajakan produknya kepada pembeli regional tanpa friksi pembayaran.

Mempermudah Wisatawan dan Mendorong Pariwisata

Bagi wisatawan, hadirnya QRIS lintas negara bak mimpi yang menjadi nyata. Turis asing dari negara mitra QRIS kini dapat bertransaksi di Indonesia cukup dengan memindai kode QR, tanpa membawa tunai. Kemudahan ini menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, karena mereka tak lagi khawatir kehabisan uang tunai atau terbebani biaya tukar valuta asing yang tinggi. Menurut peneliti CORE Indonesia, konektivitas QRIS berpotensi besar meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Para turis dapat leluasa berbelanja kuliner, membeli oleh-oleh, maupun tiket wisata dengan aplikasi pembayaran asal negara mereka yang di lengkapi konversi kurs otomatis secara transparan.

Hal serupa juga di rasakan wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar negeri. Mereka kini dapat menggunakan aplikasi dompet digital lokal untuk bertransaksi di Malaysia, Singapura, atau Thailand tanpa harus menukar rupiah. Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya interkoneksi QR antarnegara sebagai cara memfasilitasi pelaku pariwisata dan menekan biaya transaksi secara efektif. Bank Indonesia bahkan menggambarkan skenario di mana jamaah umrah Indonesia cukup membawa ponsel dan memindai QRIS ketika di Arab Saudi. Dengan demikian, mereka tidak perlu membawa uang riyal secara fisik, cukup memanfaatkan pembayaran digital melalui aplikasi QRIS pada ponsel. Inovasi ini jelas memberikan pengalaman wisata yang jauh lebih praktis, aman, dan modern bagi para pengguna dalam transaksi internasional. Selain itu, kemudahan pembayaran digital antarnegara ini sekaligus turut mendorong pertumbuhan industri pariwisata domestik melalui peningkatan transaksi nontunai.

Menumbuhkan Ekonomi Digital Regional

Kolaborasi QRIS lintas negara menjadi katalis penting bagi percepatan pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Infrastruktur terpadu ini mengubah transaksi antarnegara yang semula mahal dan lambat menjadi real-time dengan biaya yang jauh terjangkau. Infrastruktur terpadu ini mengubah transaksi antarnegara yang semula mahal dan lambat menjadi real-time dengan biaya yang jauh terjangkau. Inisiatif Regional Payment Connectivity ASEAN dimulai sejak 2022, berhasil menyatukan delapan negara anggota dalam integrasi pembayaran lintas batas 2023. Transaksi antarnegara yang dahulu melewati rantai perbankan panjang, kini dilakukan langsung antar-wallet atau antarbank lokal secara cepat dan efisien. Inovasi ini juga mendorong transaksi menggunakan mata uang lokal (Local Currency Transaction), sehingga mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat.

Bagi Indonesia, inovasi ini sangat sejalan dengan visi kedaulatan pembayaran nasional yang di usung Bank Indonesia. Meski menghadapi tekanan asing, Bank Indonesia tetap berkomitmen mengembangkan QRIS berdasarkan standar global EMVCo dengan karakter khas Indonesia. Seiring makin terkoneksinya QRIS ke jaringan pembayaran regional Asia, pelaku ekonomi digital seperti e-commerce, fintech, hingga startup pembayaran, kini memiliki landasan kuat untuk berekspansi secara regional. Integrasi ini memperlancar transaksi digital antarnegara seperti domestik, membuka peluang pasar baru, serta mendorong kolaborasi ekonomi digital regional.

Perbandingan dengan Alipay, PromptPay, dan WeChat Pay

Di tengah maraknya sistem pembayaran digital global, ekspansi QRIS ke luar negeri menonjol dengan karakteristik unik di bandingkan Alipay, PromptPay, ataupun WeChat Pay. Platform seperti Alipay dan WeChat Pay, keduanya raksasa pembayaran dari Tiongkok, memang sudah banyak di pakai oleh wisatawan Tiongkok di berbagai negara. Namun, keduanya cenderung beroperasi dalam ekosistem tertutup milik swasta yang secara utama hanya melayani pengguna asal Tiongkok. Berbeda dengan itu, QRIS membawa pendekatan terbuka dengan dukungan penuh dari bank sentral, sehingga kompatibel lintas aplikasi domestik maupun internasional melalui kesepakatan bilateral. Sebagai bagian visi ASEAN, QRIS dirancang terhubung dengan DuitNow (Malaysia), PayNow (Singapura), dan PromptPay (Thailand), menciptakan jaringan pembayaran regional.

Thailand dan Singapura telah lebih dulu menghubungkan PromptPay dengan PayNow pada 2021, menjadi integrasi QR lintas negara pertama dunia. Alibaba melalui Alipay+ mulai menggandeng standar nasional seperti SGQR (Singapura), DuitNow (Malaysia), dan ZeroPay (Korea Selatan) demi ekspansi internasional pengguna. Meski demikian, keunggulan QRIS bersama skema ASEAN-nya terletak pada kekuatan dukungan regulatori serta adopsi luas oleh jutaan pelaku UMKM. Hal ini menjadikannya sistem pembayaran lintas negara yang inklusif, berbasis kerja sama antarnegara, dan tidak sekadar ekspansi bisnis swasta semata.

Signifikansi Regional dan Global

Inovasi QRIS lintas negara membawa dampak strategis yang signifikan bagi kawasan maupun dunia. Secara regional, inisiatif ini memperkuat integrasi ekonomi ASEAN dengan mempermudah perdagangan, pariwisata, dan investasi melalui pengurangan hambatan transaksi. Hadirnya standar bersama seperti QRIS menempatkan Asia Tenggara sebagai pelopor konektivitas pembayaran digital antarnegara, sejajar dengan kawasan ekonomi maju lainnya. Dalam hal ini, Indonesia mengambil peran sebagai motor penggerak sekaligus menunjukkan kepemimpinan teknologi finansial di tingkat regional. Dampaknya, negara-negara tetangga, bahkan di luar ASEAN seperti Jepang dan Korea Selatan, tertarik untuk bergabung demi menikmati transaksi yang lebih cepat dan hemat biaya.

Secara global, keberhasilan ekspansi QRIS dan jaringan pembayaran QR ASEAN menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama lintas negara dapat mengurangi ketergantungan terhadap jaringan pembayaran konvensional berbasis kartu atau mata uang tunggal seperti dolar AS. Melalui transaksi langsung antar mata uang lokal, QRIS turut menjaga stabilitas nilai tukar regional. Selain itu, inisiatif ini juga sejalan dengan tren global menuju inklusi keuangan digital, memungkinkan usaha kecil hingga konsumen individu di berbagai negara terkoneksi dalam satu ekosistem pembayaran terpadu. Dengan demikian, ekspansi QRIS ke luar negeri bukan sekadar prestasi Indonesia, tetapi merupakan tonggak penting dalam transformasi pembayaran global yang menjadikan transaksi lintas negara sama mudahnya seperti transaksi domestik.

Sumber: Bank Indonesia, Antara News, Indonesia.go.id, AMRO-ASEAN+3, dan berbagai publikasi resmi lainnya.

Tinggalkan Balasan