Bank Indonesia (BI) melakukan langkah intervensi di pasar non-deliverable forwards (NDF) luar negeri pada Senin (07/04) untuk menstabilkan rupiah yang sempat menembus angka Rp17.000 per dolar AS. Intervensi ini dilakukan menjelang pembukaan pasar pasca libur Hari Raya Idul Fitri.
BI berencana melakukan intervensi lebih agresif di pasar domestik saat pasar dibuka kembali pada Selasa. Selain itu, BI juga akan mengoptimalkan instrumen likuiditas rupiah untuk memastikan ketersediaan likuiditas yang cukup di pasar uang dan perbankan dalam negeri.
“Tekanan terhadap nilai tukar rupiah mulai terasa di pasar offshore (NDF) selama libur panjang Idul Fitri 1446H,” ujar Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI.
Sebagai informasi, kebijakan tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, yang mencakup Indonesia, serta respons dari China yang memberlakukan tarif balasan, turut mengguncang pasar global, menyebabkan rupiah sempat mencapai Rp17.101 per dolar AS pada Senin (07/04).