Laporan dari Bitwise menunjukkan bahwa Bitcoin (BTC) berhasil mencatatkan lonjakan besar dalam siklus empat tahunan, dengan beberapa tahun mencatatkan kenaikan hingga ratusan bahkan ribuan persen.
Secara rinci, pada tahun 2013, Bitcoin mengalami lonjakan fantastis sebesar 5.537% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan tahun sebelumnya hanya mencatatkan kenaikan 186%. Di tahun 2017, Bitcoin meraih kenaikan 1.349%, dan pada 2021 mengalami lonjakan kecil sebesar 57%.
Namun, pada tahun ini, Bitcoin mengalami penurunan sebesar 12%, sebagian besar dipengaruhi oleh ketegangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), yang memicu ketidakstabilan pasar. Lantas, bagaimana dengan prospek kedepannya?
Riset dari Intellectia AI menyebutkan bahwa permintaan institusional dapat mendorong harga Bitcoin mencapai US$200 ribu per BTC pada tahun ini. Lonjakan permintaan Exchange-Traded Fund (ETF) dan adopsi oleh berbagai institusi dianggap menjadi faktor pendorong.
Baca Juga : Bitwise Daftarkan ETF Near Protocol di Delaware, Targetkan Pasar Crypto Lebih Luas
Sementara itu, Charles Hoskinson, Pendiri Cardano (ADA), memperkirakan harga Bitcoin bisa meroket hingga US$250 ribu pada akhir tahun. Menurutnya, peningkatan adopsi dan dukungan regulasi akan menjadi kunci. Jika prediksi ini terwujud, Bitcoin bisa mengalami lonjakan hingga 82,8% atau bahkan lebih dari 125%.
Image Source: Bitwise
