Bitcoin (BTC) mencatat lonjakan harga yang signifikan, menembus angka US$109.000 atau mengalami kenaikan 33% sejak momen Halving terakhir yang terjadi pada April 2024.
Uniknya, level harga tertinggi ini berhasil dicapai hanya dalam waktu 273 hari setelah Halving, jauh lebih cepat dibandingkan siklus sebelumnya yang umumnya mencetak rekor tertinggi sekitar 500 hari pasca-halving.
Analis pasar menyebut bahwa dorongan utama datang dari meningkatnya permintaan institusional serta ekspansi agresif dari produk-produk ETF berbasis Bitcoin. Efek deflasi dari proses Halving juga mempersempit pasokan, mendorong harga lebih tinggi dalam waktu yang relatif singkat.
Menurut Enmanuel Cardozo dari Brickken, partisipasi pemain besar seperti Tether dan Strategy mempercepat laju pasar menuju siklus bullish. Ia menilai bahwa kematangan pasar dan aliran likuiditas dari institusi membuat puncak siklus kali ini bisa terjadi lebih cepat dari biasanya.
Baca Juga : Bitcoin Mendekati US$95 Ribu, Apakah Level US$100 Ribu Bisa Ditembus?
Meski demikian, investor tetap perlu waspada. Ketidakpastian ekonomi global, isu geopolitik seperti tensi dagang antara AS dan Tiongkok, serta kebijakan suku bunga The Fed masih berpotensi menekan pasar dalam jangka pendek.
Siklus kali ini memperlihatkan bahwa dinamika pasar kripto mulai bergeser. Peran institusi yang semakin kuat dan kehadiran ETF telah mengubah arah tren dan mempercepat fase pertumbuhan pasca-halving.
Image Source: Bitcoinist